THE GREAT ISLAMIC MUGHAL EMPIRE DURING JALALUDDIN AKBAR’S ERA: SULH-I-KUL POLICY DETERMINATION

This research aims to reveal the main factors underlying glory of Mughal Islamic empire by using a qualitative approach with descriptive method. Data are collected through literature study books and ebooks. The results prove that: Jalaluddin Muhammad Akbar was first Muslim ruler who could maintain his position for long time, not merely fulfill personal ambitions but take advantage as king unite all society under rule. To realize vision, must legitimize government build strong military superiority among pluralistic society. sulh-i-kul or tolerance policy that he implemented became driving tool several subsequent policies such abolition jizyah, establishment ibadat-khana, application din-i-Ilahi community in building superpower based on universal tolerance. Without basic ideology sulh-i-kul, have become famous back then. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor utama yang melandasi kejayaan kerajaan Islam dengan menggunakan pendekatan kualitatif metode deskriptif. Metode pengumpulan data studi pustaka dari buku, ebook dan sejenisnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa: merupakan penguasa muslim pertama dapat mempertahankan kerjaaan dalam waktu lama. Hal tidak semata-mata memenuhi ambisi pribadinya tapi memanfaatkan posisinya sebagai raja menyatukan semua masyarakat di bawah kekuasaannya. Untuk mewujudkan visi tersebut, harus melegitimasi pemerintahannya serta membangun superioritas militer kuat diantara masyarakatnya majemuk. Kebijakan Sulh-i-Kul atau toleransi kepada diterapkannya mampu menjadi alat penggerak beberapa kebijakan berikutnya seperti penghapusan pendirian penerapan berdasarkan toleransi. Tanpa ideologi dasar belum tentu kala itu masyhur.